Selasa, 23 April 2013

Just the Feeling I Have

Mood hari ini bagaikan naik rollercoaster, lagi "asyik-asyiknya" menukik, tapi langsung melonjak naik di detik berikutnya. Hari ini saya datang ke tempat kerja (warnet) sangat pagi sekali. Bukannya mo nyelesein tugas yang masih ngeganjel, tapi saya mo nonton Game 2 Chicago Bulls vs Brooklyn Nets. Sebagai penggemar Chicago Bulls, tentu saja saya mengharapkan Derrick Rose kembali bermain setelah lama absen akibat cedera ACL. Tapi begitu buka site streaming tv, saya lihat DRose mengenakan setelan rapih di pinggir lapangan. Sedikit kecewa. Tapi kekecewaan itu terhapus seketika pas saya "harus" ke belakang,...when nature calls! Ya, saya emang rutin melakukan aktivitas yang satu ini tiap pagi. Pagi ini saya melewatkannya di rumah karena buru-buru berangkat kerja. Setelah berhasil menyelesaikan urusan itu, saya kembali duduk anteng di depan monitor untuk menyaksikan Bulls-Nets di quarter pertama. Walau tanpa DRose, Bulls madih bisa memimpin perolehan angka di qurter ini. Gangguan terjadi di quarter ke-2. Bukan, bukannya dari jaringan internet yang suka jelek pas lagi dibutuhin, tapi gangguan ini datang dari seseorang yang perlu diketikin tugasnya sebanyak 5 lembar. Teringat akan bayiku yang masih di dalam kandungan ibunya, akhirnya dengan sedikit dongkol saya kerjakan juga tugas orang itu sambil sesekali mindahin tampilan di layar ke tayangan NBA. Bulls akhirnya menang, tapi saya gak menikmati pertandingan tersebut. Setelah orang tadi, datang lagi pasangan suami 75 tahun dengan istri 40 tahun yang minta diketikkan surat pernyataan bahwa mereka telah menikah secara siri. Yah, saya pikir ini lebih baik dibandingkan pasangan selingkuh berusia kira-kira setengah abad yang kemarin datang ke warnet saya ini...dan nempel-nempel di sofa yg ada di warnet! (Damned!!!) Kok saya berani bilang bahwa mereka pasangan selingkuh? Orang sebelumnya dia ngomong gini ke anaknya yang kira-kira berusia 6 tahun, "De' ntar kalo ada temen ayah yang cewe', jangan dibilangin lagi ke mamah ya? Ade mau minta apa sama tante itu? PSP? Ntar bilang aja..." Dalem hati saya ngedumel, "Dasar bekicot ubanan #@*! Kembali ke hari ini... Tidak lama kemudian, dateng lagi pelanggan tua yang cukup lusuh sambil membawa tas a-la dosen. Dia minta tolong ketikin, tapi saya bilang, "Saya masih banyak kerjaan, Pak." (Sambil menunjuk map-map kerjaan untuk 3 hari mendatang) Akhirnya dia bilang, "Tolong bukain Word aja di komputer pelanggan." Such an easy going guy. Setelah sejam lebih, dia kembali mendatangi saya yang sedang tidak mengerjakan apa-apa di komputer operator warnet. "Nah, udah ngga ada kerjaan kan? Tolong ketikin ya?" Kembali saya menolaknya, karena dia minta ketikin surat berbahasa Sunda. Sumpeh deh, gue mah mendingan ngetik yang berbahasa Inggris daripada bahasa Sunda. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis tangan suratnya itu. Dia meminjam pulpen kepada saya...dan kembali jawaban negatif yang didapatnya, dengan alasan agar stationary istri saya laku :p Setelah membeli 2 buah pulpen 1.500-an, bapak tadi mulai menulis di atas salah satu meja warnet setelah sebelumnya minta izin kepada saya. Kali saya mengikuti kemauannya. Toh, tidak ada ruginya bagi saya. Lama berselang, akhirnya bapak itupun selesai menulis surat. Sempat terlontar perbincangan antara kami, tentang kecelakaan yang dialaminya dan kecelakaan yang saya alami beberapa waktu lalu. Setelah itu, dia menyerahkan 2 lembar 50 ribuan untuk sewa komputer 1 jam 10 menit dan 2 buah pulpen. Dan dia juga sempat memberi saya kartu namanya, jika suatu saya hendak mampir ke rumahnya di Batam. My Gosh, laki-laki sebaik ini rupanya menulis surat "selamat tinggal" kepada istrinya karena keretakan rumah tangga diantara mereka sudah tidak bisa diperbaiki. May God keeps his heart peace! And guys, don't judge the book by its cover!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar