Selasa, 23 April 2013

Just the Feeling I Have

Mood hari ini bagaikan naik rollercoaster, lagi "asyik-asyiknya" menukik, tapi langsung melonjak naik di detik berikutnya. Hari ini saya datang ke tempat kerja (warnet) sangat pagi sekali. Bukannya mo nyelesein tugas yang masih ngeganjel, tapi saya mo nonton Game 2 Chicago Bulls vs Brooklyn Nets. Sebagai penggemar Chicago Bulls, tentu saja saya mengharapkan Derrick Rose kembali bermain setelah lama absen akibat cedera ACL. Tapi begitu buka site streaming tv, saya lihat DRose mengenakan setelan rapih di pinggir lapangan. Sedikit kecewa. Tapi kekecewaan itu terhapus seketika pas saya "harus" ke belakang,...when nature calls! Ya, saya emang rutin melakukan aktivitas yang satu ini tiap pagi. Pagi ini saya melewatkannya di rumah karena buru-buru berangkat kerja. Setelah berhasil menyelesaikan urusan itu, saya kembali duduk anteng di depan monitor untuk menyaksikan Bulls-Nets di quarter pertama. Walau tanpa DRose, Bulls madih bisa memimpin perolehan angka di qurter ini. Gangguan terjadi di quarter ke-2. Bukan, bukannya dari jaringan internet yang suka jelek pas lagi dibutuhin, tapi gangguan ini datang dari seseorang yang perlu diketikin tugasnya sebanyak 5 lembar. Teringat akan bayiku yang masih di dalam kandungan ibunya, akhirnya dengan sedikit dongkol saya kerjakan juga tugas orang itu sambil sesekali mindahin tampilan di layar ke tayangan NBA. Bulls akhirnya menang, tapi saya gak menikmati pertandingan tersebut. Setelah orang tadi, datang lagi pasangan suami 75 tahun dengan istri 40 tahun yang minta diketikkan surat pernyataan bahwa mereka telah menikah secara siri. Yah, saya pikir ini lebih baik dibandingkan pasangan selingkuh berusia kira-kira setengah abad yang kemarin datang ke warnet saya ini...dan nempel-nempel di sofa yg ada di warnet! (Damned!!!) Kok saya berani bilang bahwa mereka pasangan selingkuh? Orang sebelumnya dia ngomong gini ke anaknya yang kira-kira berusia 6 tahun, "De' ntar kalo ada temen ayah yang cewe', jangan dibilangin lagi ke mamah ya? Ade mau minta apa sama tante itu? PSP? Ntar bilang aja..." Dalem hati saya ngedumel, "Dasar bekicot ubanan #@*! Kembali ke hari ini... Tidak lama kemudian, dateng lagi pelanggan tua yang cukup lusuh sambil membawa tas a-la dosen. Dia minta tolong ketikin, tapi saya bilang, "Saya masih banyak kerjaan, Pak." (Sambil menunjuk map-map kerjaan untuk 3 hari mendatang) Akhirnya dia bilang, "Tolong bukain Word aja di komputer pelanggan." Such an easy going guy. Setelah sejam lebih, dia kembali mendatangi saya yang sedang tidak mengerjakan apa-apa di komputer operator warnet. "Nah, udah ngga ada kerjaan kan? Tolong ketikin ya?" Kembali saya menolaknya, karena dia minta ketikin surat berbahasa Sunda. Sumpeh deh, gue mah mendingan ngetik yang berbahasa Inggris daripada bahasa Sunda. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis tangan suratnya itu. Dia meminjam pulpen kepada saya...dan kembali jawaban negatif yang didapatnya, dengan alasan agar stationary istri saya laku :p Setelah membeli 2 buah pulpen 1.500-an, bapak tadi mulai menulis di atas salah satu meja warnet setelah sebelumnya minta izin kepada saya. Kali saya mengikuti kemauannya. Toh, tidak ada ruginya bagi saya. Lama berselang, akhirnya bapak itupun selesai menulis surat. Sempat terlontar perbincangan antara kami, tentang kecelakaan yang dialaminya dan kecelakaan yang saya alami beberapa waktu lalu. Setelah itu, dia menyerahkan 2 lembar 50 ribuan untuk sewa komputer 1 jam 10 menit dan 2 buah pulpen. Dan dia juga sempat memberi saya kartu namanya, jika suatu saya hendak mampir ke rumahnya di Batam. My Gosh, laki-laki sebaik ini rupanya menulis surat "selamat tinggal" kepada istrinya karena keretakan rumah tangga diantara mereka sudah tidak bisa diperbaiki. May God keeps his heart peace! And guys, don't judge the book by its cover!

Minggu, 25 Desember 2011

Pursuit of Happiness

Saya membuat judul tulisan ini sama persis dengan judul film yang dibintangi oleh Will Smith. Tapi tulisan saya kali ini bukan berarti resensi film itu, lho! Selama jeda iklan film yang ditayangkan di salah satu televisi swasta, saya tidak beranjak dari tempat duduk saya. Saya hanya duduk dan mencoba mengingat kembali masa lalu saya yang terbilang blangsak. Gimana engga dibilang blangsak kalo untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, setiap harinya saya nitip jual es mambo 500 perakan sambil sibuk berdagang pizza mini di sekolah dekat rumah saya. Emang sih, bukan dari situ aja penghasilan harian saya, tapi juga sambil buka rental PS kecil-kecilan (2 unit). Kalau setiap habis shalat subuh saya disibukan dengan menghangatkan pizza yang saya bikin sendiri malam sebelumnya untuk dijajakan di sekolah pada pagi harinya, maka pada siang hari saya bisa sedikit beristirahat sambil nungguin rental PS 2. Apa sih susahnya mencet tombol sleep di remote control untuk sekedar menandakan waktu sewa PS. Sore harinya, 2 atau 3 hari sekali, saya dibantu oleh tetangga saya mencoba membuat es mambo untuk dititipjualkan di warung tetangga saya itu. Saya masih ingat bagaimana lelahnya membuat pizza sekaligus menjajakannya. Larangan berjualan di sekolah swasta sempat sedikit membuat saya down. Tapi, hey...masa' pizza segini banyak mau saya abisin sendiri di hari pertama jualan pizza?! Lalu saya mencoba berjualan di sekolah lainnya. Asyik, saya langsung dipersilahkan berjualan tanpa ada pungutan/retribusi dari pihak lain. Alhamdulillah, beberapa muka anak-anak yang bersekolah di sini tidak asing lagi sebab mereka juga sering bermain di rental PS saya. Alhasil, dagangan pizza saya ludes. Dari hari ke hari begitu terus, dan saya bersyukur kepada Allah karena masih diberi kemampuan dan kemauan untuk bertahan. Tapi ada satu hal yang sangat memalukan dan selalu membuat saya tersenyum jika mengingatnya kembali. Saya berjualan pizza hanya bermodalkan kotak plastik, dan saya berjualan sambil jongkok di antara pengais rezeki di halaman sekolah itu. Kebetulan hari itu saya berada tepat di samping penjual aksesoris wanita seperti bando, gelang dan sejenisnya. Pagi itu, dari kejauhan saya melihat sosok wanita cantik berjalan ke arah saya. Ya, namanya Vita. Saya tahu namanya karena rumahnya hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah saya. Tadinya saya mau sembunyi sampai si Vita ini pergi, tapi saya pikir "buat apa saya malu, toh pekerjaan yang saya lakoni ini halal?!" Akhirnya saya siap-siap pasang senyuman semanis mungkin dan mencoba menegurnya ketika dia tepat di hadapan saya. Sambil menunggu dia mendekat, dalam hati saya bersiap-siap menegurnya sambil menjajakan pizza..."pizza, Vit," itu yang akan saya katakan. Tetapi pas dia ada di hadapan saya, saya berkata lantang, "Vita, Piz!" Ya Allah, kenapa jadi itu yang keluar? Sambil memalingkan muka dan menutupnya dengan bahu saya, saya tak mau lagi melihat ke arahnya untuk beberapa detik ke depan. Masih banyak duka saya di masa itu. Saya tidak bisa menceritakannya karena mungkin hal itu akan menyinggung beberapa pihak. Ya sudah, anggap saja saya waktu itu berada di posisi enemy of the state, kecuali di mata anak-anak yang menganggap saya sebagai teman karena mereka bisa bermain PS tidak jauh dari kediamannya. Yang paling ringan resikonya mungkin berjualan es mambo. Kalau hari itu tidak habis, saya bisa menyimpannya kembali di kulkas. Selain itu, tidak ada pihak yang merasa dirugikan dengan adanya es mambo di warung lingkungan kami. Saat melihat bagaimana lelahnya perjuangan Will Smith in order to pursuit of happiness, saya kembali bersyukur kepada Allah karena telah diberi pengalaman seperti itu, yang saya kira dapat membuat diri saya lebih kuat dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa setelahnya. Dan saya berpikir lagi, mungkin letak kebahagiaan dalam proses mencari kebahagiaan itu (salah satunya) pada proses pencariannya itu sendiri. Lihat bagaimana saya sekarang bisa tersenyum jika melihat kembali ke masa susah itu. Oom Bob Sadino juga bisa menceritakan masa lalunya yang berjualan ayam sambil tertawa. Pak Mario Teguh pun tersenyum juga ketika menceritakan sewaktu ia dan istrinya hanya mampu menyewa gudang. Michael Jordan bilang, "if you want to succeed, you must fail." Jadi, jangan terlalu mengeluh sama keadaan yang tidak menyenangkan. Nikmati saja sambil berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengatasinya dan menciptakan keadaan baru seperti yang kamu inginkan. Jangan mudah menyerah, jangan menangis, just enjoy the pain.

Selasa, 29 November 2011

A Man's Heart

Saya ngga berbicara tentang Superman yang memiliki otot besi, tulang kawat dan (mungkin) hati emas. Juga bukan soal prajurit-prajurit kerajaan Inggris yang konon berhati singa. Tapi saya cuma mau ngungkapin tentang hati yang saya miliki, dan (mungkin) anda, juga (mungkin) anda (para laki-laki). Pada lagu Girls Ain’t Nothing But Trouble, saya mendapati ungkapan keputusasaan dari DJ Jazzy Jeff & The Fresh Prince di akhir lagu bahwa “Girls...can’t live with ‘em, can’t live without ‘em”. I exactly know what they feel. Sebetulnya ketika laki-laki gentle memulai suatu hubungan, mereka men-set pikiran mereka untuk menjadikan hubungan itu bisa langgeng sampai ke tahap berikutnya, which is marriage, dan sampai akhir, which means til death do us part. Saya, dan adik laki-laki saya, pasti berpikiran seperti itu terhadap para pasangan kami masing-masing. Nampaknya kami rela mengorbankan tenaga, waktu dan harta kami (terkecuali jiwa :p) untuk mereka. Tapi seringkali apa yang para gentlemen itu pikirkan tak sesuai dengan apa yang ada di pikiran wanitanya. Mungkin sang wanita hanya menjadikan hubungan itu sebagai sebuah pengalaman untuk mendapati hubungan yang akan mereka jalani dengan lebih serius, dengan laki-laki lain. Bukan suatu kebodohan jika laki-laki kalau menganggap hubungan dengan kekasihnya sebagai hal yang serius dan layak dipertahankan. Jika memang otak sang laki-laki telah men-set pasangannya sebagai calon pendampingnya, pasti pasangannya akan dianggapnya sebagai yang terbaik yang ada di dunia ini. Sang wanita akan dianggapnya lebih pintar dari Marie Curie, dan lebih cantik dari Dian Sastro sekalipun. Tantu cukup sulit bagi si laki-laki untuk menghapus pikiran tentang wanitanya sebagai yang terbaik sejagad raya jika hubungannya harus berakhir. But I’m sure I...uhm, we can over her. Pengalaman yang saya miliki, saya berkali-kali mencoba mengulangi hubungan kami yang sempat terputus karena sang wanita “sempat” berpindah ke lain hati. Tapi ape mo dikate, akhirnya perselingkuhan terjadi lagi dan lagi hingga saya cape’ mempertahankan hubungan itu. Ada pola kehidupan yang selama ini saya sendiri meyakininya (soalnya emang gue yang buat sih!) bahwa “Suatu kejadian akan terus berulang di dalam kehidupan ini, sampai kita sadar dan mau menghentikannya.” Dalam hal hubungan antara dua individu yang berlainan jenis (bukan sejenis!), berarti harus ada kemauan dari dua belah pihak...bukan cuma si laki-lakinya doang atau wanitanya doang. Jika si wanita mencoba mempertahankan si cowok resminya dan selingkuhannya sekaligus dengan alasan hatinya cukup besar untuk memuat 2 orang laki-laki (hahaha!), jangan mau!!! Jelas-jelas itu berarti si wanita akan kembali berselingkuh, dan hal yang sama akan terus berulang karena belum ada kesadaran dan keinginan dari si wanita untuk merubah pola hidupnya tersebut. Juga bukan mutlak kesalahan si wanita kalau hal ini terjadi. Wanita berhak dong memilih pasangan yang terbaik untuk dijalani bersama dalam kehidupan! Hal yang bisa dibilang salah di sini hanyalah kesalahan pola pikir 2 individu yang berbeda arah...yg satu serius, yang satu lagi ngga. Memang, cukup sakit jika sang laki-laki ternyata telah mengorbankan semuanya, tapi gagal memperoleh si wanita sebagai pendamping hidupnya. Tapi pernikahan yang diharapkan si laki-laki terjadi di antara dia dan pasangannya membutuhkan komitmen dari 2 belah pihak, dia dan pasangannya. Bukan hanya dia sendiri aja. Kalau sudah begitu, percayalah, itu namanya bukan jodoh. Si laki-laki boleh saja mengerahkan 101% kekuatan yang dimiliknya untuk berjodoh dengan wanita idamannya itu, tapi keputusan akhir tetap merupakan hak prerogative Allah. Jadi, harus bagaimana laki-laki harus menyikapinya? Tentu setiap laki-laki tidak akan mempunyai jalan yang sama untuk menyikapi keputusasaan ini. Tapi mungkin yang terbaik menurut saya seperti ini... 1. Menumpahkan kekesalan, agar kekesalan anda habis...sehingga anda bisa memulai hari yang sama sekali fresh tanpa rasa kesel yang gagal terlampiaskan. Kalo Mike Tyson, mungkin kekesalannya ditumpahkan di ring tinju terhadap lawan-lawannya. Kalo saya, bahkan sempet berantem dengan seseorang hingga urusannya sampe ke polisi...hehehe! 2. Mencoba suasana baru. Saya sempat maen ke rumah temen saya di daerah pegunungan untuk ngilangin kepenatan. Betul aja, waktu ada di sana, saya sama sekali lupa tentang kandasnya hubungan yang telah bertahun-tahun itu. Tapi berhubung saya hanya beberapa jam di sana, jadi keselnya perlahan mulai timbul lagi. Tapi yakin deh....time will heal everything. 3. Cari pacar lagi. Kalo kalian emang laki-laki gentle seperti yang saya bilang di atas, sebaiknya kalian mencari woman, not girl. Girl will tell that she loves you, but woman will show it (quote jiplakan). Memang girl keliatannya lebih fresh dibanding woman, tapi percuma kalo pada akhirnya kalian akan sakit hati lagi. Toh pada akhirnya the girl will become a woman. Dan ingat (!), jangan sekali-kali melampiaskan kegagalan percintaan dengan wanita yang sama sekali baru. Kasian tau... 4. (INI YANG PALING BENER!) Fokusin ke agama untuk menghilangkan kegundahan hati. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, ta’kan berlangsung tanpa izin Allah.

Senin, 21 November 2011

Sepakbola Indonesia di SEA Games ke-26

SEA Games yang baru berlalu menyisakan sedikit kepedihan di hati saya, karena di cabang olahraga sepakbola kita kembali gagal mempersembahkan emas. Memang SEA Games bukan perhelatan olahraga khusus sepakbola, tapi juara umum tanpa medali emas sepakbola rasanya hambar.

Ulasan Pertandingan
Di saat timnas U-23 yang berlaga di SEA Games ke-26 memberikan permainan menarik sepanjang babak penyisihan, rakyat Indonesia kembali bersatu membela timnas U-23 setelah kecewa karena timnas senior yang berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2014 hancur lebur dengan menorehkan rekor kekalahan 100%. Kekalahan dari Malaysia 0-1 di babak penyisihan tidak begitu mengganggu para supporter untuk tetap yakin dengan penampilan timnas U-23, karena waktu itu timnas U-23 tidak menurunkan kekuatan penuh. Mereka sudah dipastikan lolos ke babak semifinal setelah membantai Kamboja 6-0, mengalahkan Singapura 2-0 lalu mengalahkan Sang Penguasa Asia Tenggara, Thailand, dengan skor 2-1.
Saya tidak sempat menyaksikan pertandingan timnas U-23 melawan Singapura karena suatu hal yang disebut kerjaan. Tapi informasi yang saya peroleh, timnas U-23 bermain buruk pada babak ke-2...lagipula Singapura telah kehilangan 1 orang pemainnya yang menerima kartu merah.
Ketika melawan Thailand, timnas U-23 juga mendapat keuntungan karena seorang pemain Thailand telah dikeluarkan sejak dini, yaitu pada menit ke-12. Akhirnya bahkan Thailand hanya bermain dengan 9 orang pemain setelah satu pemain lagi dikeluarkan wasit. Memang, permainan kasar yang diperagakan Thailand beresiko pada mereka sendiri dengan dikeluarkannya sejumlah pemain, tapi kekuatan timnas U-23 jadi tidak memperoleh ujian yang sesungguhnya melawan tim yang kuat dengan 11 vs 11.
Strategi yang diterapkan pelatih Rahmad Darmawan ketika menghadapi Malaysia tidak bisa dijadikan patokan terhadap kekuatan timnas U-23. Memang timnas U-23 menerima kekalahan 0-1, tapi dengan menurunkan tim lapis ke-2. Hampir semua jagoan inti diberi kesempatan istirahat demi meladeni lawan di babak semifinal dengan kesegaran penuh. Benar saja, strategi sang pelatih terbilang jitu. Di babak semifinal, timnas U-23 bermain penuh tenaga ketika melawan Vietnam, tim yang juga tak bisa dibilang kacangan. Semakin bertambahlah keyakinan di hati setiap supporter Indonesia bahwa timnas U-23 dapat menjuarai cabang sepakbola SEA Games ke-26 ini.
Tapi yang terjadi di pertandingan pamungkas sama sekali tidak seperti yang kami (setidaknya, saya) harapkan. Setelah unggul melalui gol sundulan Gunawan, sepertinya kita kehilangan kontrol terhadap pertandingan. Malaysia mampu menguasai jalannya pertandingan, sedangkan para pemain belakang timnas U-23 seperti panik, dan membuang bola jauh-jauh...seperti tidak punya rencana matang untuk membangun serangan dan menciptakan gol ke-2. Benar saja, keunggulan timnas U-23 berhasil dinetralisir oleh Malaysia setelah pemain belakang mereka berhasil menyarangkan bola di gawang yang dikawal Kurnia Meiga.
Di babak ke-2, saya lebih melihat permainan individual dari para penyerang timnas U-23 seolah pertandingan ini hanya dimenangkan oleh perorangan. Timnas U-23 beruntung, karena Malaysia tidak segencar babak pertama ketika menggempur pertahanan Indonesia. Faktor fisik yang merosot (dan ego yang tinggi) mungkin jadi penyebab kurang berkualitasnya babak kedua. Pertandingan berakhir dengan hasil imbang 1-1 sepanjang 90 menit, dan harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Puluhan ribu supporter Indonesia di Gelora Bung Karno dan puluhan juta lainnya di seantero nusantara sempat dibuat bersorak ketika Ferdinan Sinaga berhasil menjebol gawang Malaysia. Tapi gol tersebut dianulir wasit karena tampak jelas bahwa pemain timnas U-23 yang lain, Okto Maniani, berada pada posisi offside. Semangat para punggawa timnas U-23 sempat terlecut setelah gol yang dianulir tersebut, tetapi Malaysia sudah keburu menutup rapat barisan pertahannya sambil sesekali melancarkan serangan balik dengan kecepatan yang jauh menurun dibanding pada babak-babak sebelumnya. Emosi pemain kedua kesebelasan tampak lebih tinggi pada babak perpanjangan waktu ini. Saya kembali menyeksikan pertandingan dengan seksama setelah di babak kedua saya lebih banyak mengalihkan perhatian ke gadget saya untuk chatting (baca: mengurangi ketegangan)dengan teman-teman yang on-line.
Kedua tim gagal menambah perbendaharaan gol sampai 120 menit berlalu. Sepanjang 120 menit tersebut, saya hanya melihat timnas bermain apik di 20 menit awal dan 30 menit terakhir (dengan tenaga yang limited). Terlepas dari kekalahan timnas U-23 dari Malaysia pada adu penalty, saya lebih menitikberatkan pada permainan sepanjang 120 menit. Timnas U-23 Indonesia tidak memperlihatkan permainan sebaik ketika melawan Vietnam pada semifinal. Indonesia kembali gagal meraih medali emas SEA Games dari cabang olahraga sepakbola setelah 20 tahun.

Me Against The Whiner(s)
Kekecewaan saya tak terbendung. Tanpa bermaksud menghujat personil timnas U-23, saya menyatakan kekecewaan saya tersebut di jejaring sosial. Saya pikir kekecewaan adalah hal yang wajar dari seorang supporter Indonesia. Kecewa saya (mungkin kami) ini bukan berarti saya kehilangan rasa cinta tanah air. Walaupun pemerintah negara ini trbilang bobrok, dan timnas sepakbolanya belum juga menunjukan prestasi yang membanggakan, saya tetap cinta Indonesia. Tapi apa yang saya temui? Perpecahan terjadi di jejaring sosial. Beberapa orang wanita di jejaring sosial malah balik menghujat yang kecewa akan hasil yang didapat oleh timnas U-23. Kenapa jadi ngajak berantem sih? Sekali lagi, kecewa itu wajar. Yang tidak wajar malah kalau kita tidak kecewa. Atau mungkin, orang-orang yang tidak kecewa itu hanya jaim di jejaring sosial dan menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya (saya ngga bilang munafik, lho...tapi ngga fair). Atau mungkin, wanita yang tidak kecewa sesungguhnya tak tahu mengenai olahraga, sepakbola khususnya. Kehidupan mereka sebelum booming timnas sepakbola Indonesia beberapa waktu lalu mungkin hanya berkisar antara bunga dan boneka saja. Itu mungkin sebabnya pada kosa kata bahasa Inggris hanya ada kata sportsmanship (sikap sportif, google translate), bukan sportswomanship.
Satu hal lagi yang saya rasakan perbedaan antara supporter timnas U-23, ada yang winner dan whiner. Winner kesal dengan permainan buruk, dan whiner hanya berucap yang penting sudah berusaha. Winner berusaha tetap melihat kelemahan untuk perbaikan di masa yang akan datang, whiner bertepuk tangan dengan kekalahan dan berhenti sampai di situ saja. Which one are you?

Rabu, 15 Desember 2010

The Semifinal is Around the Corner

Pada perhelatan Piala AFF kali ini, ekspektasi rakyat Indonesia terhadap timnas sangat besar agar Indonesia berhasil keluar jadi juara. Hal ini disebabkan prestasi timnas yang tak kunjung membaik dan seperti mengalami masa hibernasi. Mungkin baru sekarang timnas kita menunjukan permainan yang baik dan bisa membawa titel juara Asia Tenggara ke tanah air sejak pertama kalinya kejuaraan ini digelar dengan nama Tiger Cup. Kejuaraan ini memang bersifat regional (Asia Tenggara) saja, namun bak Piala Dunia di pikiran kami seluruh rakyat Indonesia yang haus akan prestasi timnas. “In-do-ne-sia…jeng-jeng, jeng, jeng!” harus terus berkumandang. Entah itu dari cabang olahraga bulutangkis ataupun sepakbola yang merupakan olahraga nomor satu di dunia.
Sebetulnya hanya kebetulan semata jika saya membawa kebanggaan nama Bachdim karena adanya sosok Irfan Bachdim sebagai salah satu anggota timnas kita. Jika namanya tak tercantum di timnas Indonesia, toh saya tetap bangga dengan timnas Indonesia sampai kapan pun. Hanya segelintir orang picik yang mencoba mencari keuntungan atas prestasi timnas kali ini. Diantaranya seperti DT yang mencoba “menjatuhkan” kebanggaan terhadap tanah air dengan menggugat kaus timnas yang diproduksi oleh Nike, yang menggunakan simbol Burung Garuda. Saya kurang mengerti, siapa yang patut disalahkan atas kejadian ini? Apakah Menpora yang bekerja sangat lambat, dengan belum mengeluarkan izin hingga saat kejuaraan dimulai (menurut DT, TV One 15 Desember 2010)? Ataukah para anggota dewan yang menetaskan UU No. 24 tahun 2009, yang menyatakan simbol-simbol negara hanya boleh dipergunakan oleh duta bangsa yang bekerja ke luar negeri? Ataukan pemerintah, yang telah mempersilahkan rakyat memilih anggota dewan dengan kantung tebal tapi berotak kosong?

Selain adanya kasus DT vs rakyat di atas, mungkin para supporter timnas yang datang langsung untuk memberi semangat kepada timnas Indonesia di Gelora Bung Karno ada yang merasa gerah dengan kenaikan harga tiket. Tak apalah kawan, toh ini untuk kemajuan sepakbola Indonesia juga (jika memang benar peruntukannya seperti yang dijelaskan).
Dan ada satu hal lagi, yakni pemasangan spanduk yang mengelu-elukan nama Nurdin Halid di beberapa titik di Gelora Bung Karno. Hahaha…lucu sekali orang ini. Tidak sepantasnya dia mengelu-elukan namanya seperti itu di perhelatan negara seperti ini. Bukankah sejak SD kita sudah belajar untuk tidak mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan nasional? Nampaknya Anda perlu belajar lagi ke SD, Bung! Aksi Bung Nurdin ini mungkin karena ada desakan dari beberapa (baca: sebagian besar) pihak yang menuntutnya untuk mundur dari kursi kepemimpinan PSSI, karena selama era kepemimpinannya PSSI jauh dari prestasi yang membanggakan. Ditambah dengan pembiaran atau mungkin pendukungan terhadap aksi tidak fair play dari oknum-oknum, seperti wasit, yang jelas-jelas membawa persepakbolaan nasional menjadi tidak enak ditonton dan jelas-jelas membuat bibit sepakbola nasional pada kabur. Mereka tidak salah, Bung! Mereka hanya ingin bangga terhadap negara ini dari sepakbolanya…bukan dari peringkat atas negara korup dan birokrasi paling rumit.

Ayo kita dukung insan-insan olahraga yang sedang membela kebanggaan bangsa dengan sekuat tenaga! Bahkan Jon Mar pun siap untuk mempelopori penggalangan dana jika kaus timnas dinyatakan bersalah dan dihukum denda oleh pangadilan a la kasus Prita.
Kesimpulannya, saya setuju sekali jika ada pemisahan olahraga dengan politik (athletics without politics). Bagaimana pun, kita dukung timnas Indonesia di semifinal AFF Cup antara Indonesia vs Filipina! Bagi teman-teman yang tidak bisa datang langsung ke Gelora Bung Karno, sediakan saja pisang goreng atau minuman coklat hangat untuk menemani kalian menonton pertandingan itu pada layar kaca (enak juga kok, ada siaran ulangnya…hehehe!).
“In-do-ne-sia…jeng-jeng, jeng, jeng!”
“In-do-ne-sia…jeng-jeng, jeng, jeng!”
“In-do-ne-sia…jeng-jeng, jeng, jeng!”

Senin, 05 Juli 2010

Sporting Kit

Untuk menjadi seorang juara, tekadlah yang terpenting. Sisanya barulah mental/pengalaman dan bakat. Tapi tolong ditinjau lagi, mengapa atlit-atlit masa kini mempunyai torehan rekor yang lebih baik dibandingkan pendahulunya? Apakah program latihan yang semakin modern juga menunjang? Menurut saya jawabnya: belum tentu! Hal ini karena perkembangan modernisasi pada latihan olahraga tidak terlalu signifikan. Contoh pertamanya bisa dibuktikan pada cabang olahraga basket. Untuk mempertinggi vertical leap dan kelincahan gerak kaki, tetap saja skipping yang jadi andalan. Mungkin penggunaan jumpsoles merupakan teknik terkininya, tapi tak seefektif skipping karena jumpsoles tidak dapat memacu seseorang untuk terus berjalan di atasnya.
Pertanyaan saya di atas tidak berlaku untuk cabang olahraga otomotif. Adrian Newey akan lebih bisa berkreasi men-design body F-1 jika menggunakan terowongan angin yang mungkin belum ada di era 50-an. Tapi (masih ada tapi-nya), siapa yang mengatakan lomba otomotif (F-1, MotoGP, NASCAR, dsb.) suatu cabang olahraga? Bahkan IOC-pun belum mendaftarkannya di olimpiade musim panas 4 tahunan.

Salah satu terapan teknologi pada cabang olahraga yaitu penggunaan perlengkapan bagi si atlet, seperti: sepatu dan baju. Sepatu basket (Nike) contohnya, semakin menggunakan teknologi terkini untuk menunjang kemampuan sang atlet. Dari mulai air system, shox dan zoom air. Kompetitornya (Reebok) pun mencari teknologi terapan lain, lalu memasarkan pump dan hexalite. Tentu saja penerapan teknologi-teknologi mutakhir tersebut berimbas pada membumbungnya harga-harga sepatu tadi. Yang dulunya harganya hanya berkisar 100 ribuan (Converse kanvas), kini sudah mencapai 1,5 jutaan (Nike Zoom Lebron). Mungkin untuk beberapa kalangan, pemecahannya ada di Taman Puring dan beberapa pasar gelap lainnya. Tapi “pasar gelap” tersebut bukanlah pemecahan bagi kalangan atlet yang memang ingin meningkatkan performanya dengan teknologi sepatu tadi. Hal itu hanya pemecahan bagi kalangan styler yang nggak mau ketinggalan zaman (sepatu basket yang mahal mampu menaikan status sosial pemakainya pada zaman sekarang, red)
Penerapan teknologi bukan hanya pada sepatu, tetapi juga merambah sampai ke pakaian yang digunakan atlet. Untuk awalnya mungkin dicari suatu cara sehingga keringat yang mengucur tidak mengganggu performa atlet ketika bertanding (makanya mengapa di cabang bulutangkis diperbolehkan minta waktu sejenak untuk menyeka keringat, walau kadang hanya sekedar taktik untuk memecah konsentrasi lawan). Lalu beranjak ke pakaian yang dapat menjaga suhu tubuh sehingga tidak beranjak jauh melampaui zona toleransi. Saya tidak tahu persis berapa derajat suhu tubuh yang dimaksud, tetapi untuk otak manusia dan komputer akan bekerja maksimal pada suhu 18 derajat Celcius (inipun katanya).
Pemakaian teknik Dri-Fit di bahan-bahan yang digunakan Nike pastinya cukup menunjang performa tim sekelas Brazil di Piala Dunia 2010 ini. Bagaimana tidak, baju yang dibuat sepenuhnya dari polyester daur ulang (hasil recycle 8 buah botol pelastik) ini mempunyai berat 15% lebih ringan dari bahan kostum Nike edisi sebelumnya. Selain itu jersey ini juga dilengkapi dengan zona ventilasi yang terdiri dari 200 lubang laser kecil untuk meningkatkan aliran udara yang dapat menjaga suhu tubuh. Mungkin pemakaian jersey yang lebih mutakhir patut dipertimbangkan oleh tim sepakbola Inggris yang terbukti hanya berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat dengan Nike-nya pada babak penyisihan grup C Piala Dunia Afrika Selatan 2010 lalu. Satu-satunya kelemahan Nike Dri-Fit jersey ini pada logo timnas/klub yg terbuat dari karet, which is pretty itchy for me.

Untuk alasan pribadi: saya tidak pernah betah memakai pakaian baru. Pakaian itu harus dicuci berulang-ulang dulu baru nyaman saya kenakan. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi kaos timnas Brasil, Nascido Para Jogar Futebol. Saya bahkan memakainya dua kali sebelum masuk ke mesin cuci (wah, ketauan joroknya deh gue!). Saya yang terkenal dengan pakaian a la kadarnya dan lumayan kumel berubah menjadi mengkilap ketika memakai jersey Brasil itu di tempat kerja yang mempunyai tingkat kegerahan di atas rata-rata karena ruang kerja saya tak berventilasi dan tanpa aliran udara yang baik. Apakah harga pakaian merubah pendirian saya? Tidak akan pernah! Buktinya, saya lebih memilih kemeja katun biasa dibandingkan batik yang berharga ratusan ribu rupiah ketika menghadiri undangan. Lagi-lagi, harga kaus ratusan ribu tersebut menjadi masalah bagi saya dan sebagian besar atlet wannabe…dimana tingkat kesejahteraan atlet (di Indonesia) terbilang buruk, dan pemerintah pun tidak tinggal diam (tapi ditinggal kabur! He-he-he…)

Senin, 01 Maret 2010

Pengen Cepet Kaya?


Ga' usah muluk-muluk deh, sampe ikutan berbagai macam MLM atau internet marketing yang (katanya) menghasilkan uang tanpa perlu keluar keringet. Masa' sih? Coba liat lagi. Kalo emang lewat internet marketing ngasih cara untuk dapetin duit dengan mudah, berpuluh-puluh juta dalam sebulan, itu duit dari mana asalnya? Bahkan ngepet pun ketauan asalnya...dari duitnya orang-orang yang dicolongin sama babi jadi-jadian. Sebelum Anda benar-benar terjun ke internet marketing, coba telusurin lagi pendapatannya dari mana. Yang saya liat sih, mereka pada jual e-book. Dan seperti halnya MLM, downline-nya ngejual lagi ke orang laen, dan begitu seterusnya. Sebenernya kalo emang tuh internet marketing menghasilkan uang "jadi-jadian", nampaknya yang udah ikutannya akan diam seribu basa...bukannya berkoar seperti orang jualan obat. Saya juga udah pernah nyoba ikutan internet marketing yang menawarkan penghasilan yang menggiurkan, tapi sampe sekarang saya engga' kaya koq? Iya sih, saya berhasil menjaring 1 (satu) orang downline...tapi perasaan saya ngga' enak menghasilkan duit dengan cara itu. Setelah saya baca lagi e-book dari internet marketing itu, ahh...biasa aja. Bahkan kalopun dijual bebas, saya lebih memilih komik petruk-gareng jadi megaloman daripada beli e-book-e-book itu!
Sama halnya dengan MLM. Mungkin bener, banyak yang kaya dari MLM. Tapi yang enak di MLM itu ngga' laen dan ngga' bukan ya orang-orang atasnya (top-line). Mungkin mereka cuma ngutipin sedikit dari para downline-nya, tapi downline-nya itu berjumlah ratusan bahkan ribuan. Ya jelas aja mereka berani sesumbar MLM-nya bisa menghasilkan duit dengan ongkang-ongkang kaki...BAGI MEREKA!!! Bukan downline, apalagi yang baru masuk dan mengharapkan pendapatan seperti para topline itu...in your dream, babe!
Menurut saya, internet bisa banget menghasilkan duit, tapi bagi mereka yang memang benar-benar berusaha, seperti dari membuat blog pribadi/website, verivied signature, forum & komunitas, atau bisnis afiliasi. Seengga'nya, dengan cara membuka warnet yang kompetitif lah, baik dari segi kecepatan akses internetnya maupun dari kenyamanan tempat bagi konsumen. Buat yang pengen nyoba dapetin duit dari internet, coba pelajarin 4 cara di bawah ini:
1. Paid For Take Survey (Disurvey Dapat Duit)
Metode ini digunakan oleh perusahaan sebelum meluncurkan produk. Para responden akan menerima imbalan jika mereka mengikuti program survey tersebut. Banyak sekali situs di internet yang menawarkan program survey, diantaranya adalah www.awsurveys.com dan www.surveysavvy.com
2. Paid For Playing Game (Main Game, dapat duit)
Program ini ditujukan bagi penggemar game, sekalian main game bisa dapat uang. pastinya program ini sangat menguntungkan bagi para gamers. Penyedia jasa ini diantaranya adalah www.drquiz.com , www.mysecretsound.com , dan www.koingame.com.
3. Paid For Your Photo & Video (Bergaya, dapat duit)
Program ini sangat menguntungkan bagi para fotografer karena mereka dapat mengupload foto/video mereka ke internet dan akan mendapatkan uang setiap kali foto/videonya di download. Beberapa situs yang menyediakan jasa tersebut antara lain adalah www.123rf.com , www.crstock.com , www.alamy.com , dll.
4. Paid For Writer / Review (Menulis, dapat duit)
Situs ini disediakan bagi para pengguna internet yang hobi menulis. Pastinya tidak sembarang nulis karena ada persyaratan yang harus dipenuhi. diantara situs yang dapat digunakan adalah www.shooving.com , www.about.com , www.buyblogreviews.com , dll.
Untuk yang masih awam dari dunia internet, ada cara laen untuk jadi kaya (tapi ga' usah cepet-cepet ya...ntar ga' seru). Coba ikutin cara jadi kaya sesuai Al-Qur'an dan Hadist:
1. Bertaqwa (Al-qur’an surat Ath-Thalaaq [65]: 2-3 )
“…Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”, ayat 3 “Dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
Taqwa menurut para ulama: Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
2. Taubat (QS. Nuh[71]: 10-12)
“Maka aku katakan pada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”"
3. Tawakal (Ath-Thalaaq [65]: 3)
“…Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan(nya)”
Menurut para ulama, tawaqal adalah menyerahkan semua ketentuan kepada Allah, setelah segala usaha atau ikhtiar telah kita lakukan.
4. Bersyukur (QS. Ibrahim[14]: 7)
“…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. ”
5. Berhijrah karena Allah
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.” (QS. An Nisa[4]: 100)
6. Membina Silaturahim
“Pelajarilah (yang cukup) silsilahmu agar kamu bisa membina tali silaturahim, karena membina tali silaturahim menambah jalinan kasih sayang diantara keluarga-keluarga, memperbanyak kekayaan, dan memperpanjang umur.” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)
7. Menginfaqkan Harta
“Dari Abu Hurairah RA, Rosululloh SAW bersabda, :”Allah telah berfirman: wahai anak Adam! Infaqkanlah hartamu. Aku akan menambah hartamu.”
8. Menikah
“Dan menikahlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. An Nuur : 32)
9. Akhirat sebagai tujuan utama
“Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai seluruh tujuan dari tujuan-tujuannya, maka Allah akan mencukupi duniawinya. Dan barangsiapa yang memperbanyak tujuan-tujuannya untuk dunia, maka Allah tidak peduli di lembah mana ia akan dibinasakan.”(HR Ibnu Majjah dan Al-Hakim)
10. Berdo’a dan Berusaha
Ayat tentang berdo’a: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…”(QS. Al Mu’min[40]: 60)
Ayat tentang Berusaha (ikhtiar): “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(QS. Al Jumu’ah[62]: 10)
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”(QS. Ar Ra’d[13]: 11)
Telah banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan mutiara hadist yang menjelaskan tentang penting nya berdo’a dan berikhtiar atau berusaha, karena seperti ayat tadi Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang, jika orang itu tidak merubah dirinya sendiri.
Jadi ga' usah ciut deh, jalan ke arah kehidupan makmur itu luas koq. Dan untuk para pegawai (negeri ataupun swasta), jauhilah mark-up! Terutama yang tidak bisa dikerjakan sendiri, tapi memakai jasa orang lain...itu namanya nular-nularin kebiasaan biadab. Apalagi yang di-mark-up itu duit rakyat.
Oia, hal di atas gue anjurin berdasarkan pengalaman gue, yang sering banget diminta ngerubah data keuangan oleh para pegawai (negeri dan swasta) di kota ini. Gimana engga' dongkol, palingan gue cuma dapet imbalan ngga' lebih dari Rp 10.000 (terpaksa gue terima beberapa pekerjaan haram ini karena alesan mereka yang pertamanya lurus, tapi taunya bengkok #@*!), tapi mereka nikmatin hasilnya ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Dan untuk para atasan, jangan terlalu bodoh untuk gampang dikibulin sama pegawai-pegawai rendahan seperti itu.
Jadi kesimpulannya, why don't you get more job to gain more!